BUKU GALAK GAMPIL INI MENERANGKAN TENTANG MASALAH-MASALAH FIQHIYAH DI TINJAU DARI BERBAGAI MACAM HUKUM

Senin, 31 Mei 2010

sikap dan kepribadian seorang sufi

BAB XXII

SIKAP DAN KEPRIBADIAN SEORANG SUFI

Definisi Sufi yang Dikemukakan oleh Para Ulama’

a. Menurut Imam Junaidi al-Baghdady

وَقَالَ جُنَيْدِيْ: اَلصُّوْفِيْ كَالاَرْضِ يُطْرَحُ عَلَيْهَا كُلُّ قَبِيْحٍ وَلاَ يَخْرُجُ مِنْهَا إِِلاَّ كُلُّ مَلِيْحٍ وَقَالَ اَيْضًا: اَلصُّوْفِى كَالاَرْضِ يَطَئُوْهَا الْبِرُّ وَالْفَاجِرُ وَكَالسَّمَاءِ وَكَالسَّحَابِِ تُظِلُّ كُلَّ شَيْءٍ وَكَالْمَطَارِ يُسْقِى كُلَّ شَيْءٍِ . في الكتاب نشأة التصوف وتصريف الصوف ص 22

“Seorang sufi itu bagaikan bumi yang bila dilempari keburukan maka ia akan selalu membalasnya dengan kebaikan. Seorang sufi itu bagaikan bumi yang mana di atasnya berjalan segala sesuatu yang baik maupun yang buruk (semua diterimanya). Seorang sufi juga bagaikan langit atau mendung yang menaungi semua yang ada di bawahnya, dan seperti air hujan yang menyirami segala sesuatu tanpa memilah dan memilih, [yang baik maupun yang buruk semuanya diayominya]”. Kitab Nasyatu at-Tashawuf Wa Tashrifu as-Shufi hal 22

b. Dan menurut Aba Bakar al-Syibly dalam kitab Hilyah al-Auliya' Hal 11.

قَالَ اَبَا بَكَرْ الشِّبْلِيْ: اَلصُّوْفِيْ, مَنْ صَفاَ قَلْبَهُ فَصَفَى، وَسَلَكَ طَرِيْقَ اْلمُصْطَفَى صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَمَى الدُّنْيَا خَلْفَ اْلقَفَا، وَأَذَاقَ اْلهَوَى طَعْمَ اْلجَفَا.(كتاب حلية الاولياء ص:11)

“Orang sufi itu adalah seseorang yang membersihkan hatinya maka bersihlah hatinya, dan mengikuti jalannya Nabi al-Musthafa Saw. Serta tidak terlalu memikirkan perkara duniawi (lebih mementingkan masalah ukhrowi), dan menghilangkan keinginan hawa nafsunya. Hilyatu al-Auliya’ halaman 11

c. Aba Hammam Abd. Rahman bin Mujib as-Shufi berpendapat:

سَمِعْتُ أَبَا هَمَّامْ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنِ مُجِيْبٍ اَلصُّوْفِي وَسُئِلَ عَنِ اَلصُّوْفِيْ فَقَالَ: لِنَفْسِهِ ذَابِحٌ، وَلِهَوَاهُ فَاضِحٌ، وَلِعَدُوِّهِ جَارِحٌ، وَلِلْخَلْقِ نَاصِحٌ. دَائِمِ اْلوَجَلِ، يَحْكُمُ اْلعَمَلَ، وَيَبْعَدُ اْلأَمَلَ وَيَسُّدُّ اْلخِلَلَ، ويَغْضَى عَلىَ الزَّلَلِ، عُذْرُهُ بِضَاعَةٍ، وَحَزْنُهُ صَنَاعَةٌ وَعَيْشُهُ قَنَاعَةٌ بِالْحَقِّ عَارِفٌ وَعَلىَ الْبَابِ عَاكِفٌ وَعَنِ الْكُلِّ عَازِفٌ. (كتاب حلية الاولياء ص:11)

“Ciri-ciri orang sufi itu adalah sebagai berikut;

1. Seseorang yang merasa dirinya hina

2. Menahan dan memerangi hawa nafsunya

3. Memberi nasehat kepada mahluk

4. Selalu mendekatkan diri kepada Allah

5. Berperilaku bijaksana

6. Menjauhi berandai-andai (berangan-angan terlalu tinggi dalam hal duniawi)

7. Tidak mau mencela

8. Mencegah perbuatan dosa

9. Waktu luangnya digunakan untuk beribadah

10. Susahnya sengaja di buat-buat (karena memang seorang sufi itu terhindar dari berbagai macam kesedihan dan kesusahan duniawiyah)

11. Hidupnya sederhana

12. Arif terhadap sesuatu yang benar

13. Mengasingkan diri dan mencegah dari segala sesuatu yang sia-sia.

Ciri-Ciri Kepribadian dan Perilaku Seorang Sufi

Menurut Imam Qusyairi dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyah hal. 126-127 ciri-ciri kepribadian dan perilaku seorang sufi dibagi menjadi dua yaitu:

Ø Seorang sufi al-Shadiq: merasa miskin setelah memperoleh kekayaan, merasa hina setelah mendapatkan kemulyaan, dan menyamarkan dirinya setelah terkenal.

Ø Seorang sufi al-Kadzib: merasa kaya akan harta sesudah faqir, merasa mulia setelah hina, merasa terkenal yang mana sebelumnya dia tidak masyhur.

عَلاَمَةُ الصُّوْفِيّ الصَّادِقِ: أَنْ يَفْتَقِرَّ بَعْدَ الغِنىَ، وَيَذِلَّ بَعْدَ الْعِزِّ، وَيَخْفىَ بَعْدَ الشُّهْرَةِ، وَعَلاَمَةُ الصُّوْفِيْ اَلْكَاذِبِ: أَنْ يَسْتَغْنِيَ بِالدُّنْيَا بَعْدَ الْفَقْرِ، وَيَعِزَّ بَعْدَ الذِلِّ، وِيَشْتَهِرَ بَعْدَ الْخُلَفَاءِ. ( كتاب رسالة القشيرية ص 126-127 )

Lanjuuut...

Penutup

XXIII

PENUTUP

Pembaca yang budiman, dari paparan di atas bisa kita simpulkan bahwa perbedaan pendapat para ulama’ adalah membawa rahmat, manfaat, dan kemudahan tersendiri bagi kita. Kita bisa memilih dan mengikuti salah satu pendapat mereka sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Ingin memilih yang mana saja dipersilakan, karena semua pendapat ulama’ itu adalah mempunyai landasan atau dalil masing-masing. Maka dari itu kita tidak perlu saling menyalahkan antara pengikut pendapat satu dengan pengikut pendapat yang lain, tetapi kita harus saling menghargai setiap perbedaan pendapat yang ada.

Perbedaan adalah sesuatu yang wajar bahkan dibutuhkan, karena perbedaan merupakan sunnatullah dan menjadi bukti dari kebesaran-Nya. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda mulai dari warna kulit, warna rambut, bentuk wajah, postur tubuh, hati, daging, jenis kelamin, jenis darah, otak intelegensi, dan sidik jarinya. Semua itu tidak ada satupun yang sama bahkan nasibnya juga berbeda-beda, sehingga sudah bisa dipastikan hasil pemikiran dan pendapatnya juga berbeda-beda.

Jika kita renungkan lebih dalam, manusia merupakan hasil dari suatu perbedaan bukan? Kita merupakan hasil dari perbedaan yang saling menghormati dan saling mencintai. Ayah kita adalah seorang laki-laki sedangkan ibu kita adalah perempuan. Bayangkan kalau mereka berdua tidak saling mencintai dan menghargai perbedaan di antara mereka berdua, maka kita pun pasti tidak akan pernah ada di muka bumi ini.

Bukan hanya kita dan ulama’ saja yang berbeda pendapat, seorang Nabi yang ma’sum, yang selalu dijaga oleh Allah dari perbuatan dosa juga berbeda pendapat. Tentunya kita telah mengetahui tentang kisah Nabi Musa as. dengan Nabi Khidzir as. Mereka berdua juga berbeda pendapat. Kisah tentang perbedaan pendapat mereka berdua diabadikan oleh Allah di dalam al-Qur’an (Q.S. al-Kahfi ayat 60-82 juz 16). Dari kisah tersebut, sebenarnya Allah menunjukkan banyak rahasia-Nya. Salah satu rahasia tersebut adalah gambaran dan pelajaran bagi kita bahwa perbedaan itu tidak bisa dihindari dan dihilangkan.

Dengan demikian sikap yang bijak adalah harus pandai-pandai memaknai dan menyikapi secara positif suatu perbedaan. Kita utamakan saling mengevaluasi diri-sendiri, sebelum mengevaluasi orang lain. Sudah bisakah kita menghargai orang lain? jika belum, marilah kita bersama-sama belajar untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan di antara kita, sehingga perbedaan tersebut dapat membuahkan suatu keharmonisan dan kedamaian serta rahmat yang indah bagi kita. Karena Imam Nawawi dalam kitab Hasiyah al-Bujairami menyatakan:

اِ خْـتِـلاَ فُ اْلـعُـلـَمـَاءِ رَحْـمَـةٌ

Perbedaan Ulama’ itu Adalah Rahmat

Lanjuuut...

daftar kitab rujukan

DAFTAR KITAB RUJUKAN

1. Al-Qur’an al-Karim terjemah Depag RI

2. Al-Adab al-Syar’iyah

3. Al-Ahkam

4. Al-Adzkar an-Nawawi

5. Al-Akhad Wa al-Matsany

6. Al-Bab Fii ‘Ulumi al-Kitab

7. Al-Bariqah Syarh al-Thariqah

8. Al-Bajuri ‘Ala Ibni Qosim

9. Al-Bujairomi ‘ala al-Khattib

10. Al-Bujairimi ‘ala al-Minhaaj

11. Al-Bayan wa al-Ta’rif al-Maulid al-Nabawi

12. Al-Dar al-Mansur

13. Al-Fatawi al-Fiqhiyah al-Kubra

14. Al-Fatawi al-Kubra

15. Al-Fiqhu ‘Ala Madzahib al-Arba’ah

16. Al-Fiqhu al-Wadlhih Min al-Kitab Waa al-Sunnah

17. Al-Futukhat al-Rabbaniyah

18. Al-Fuyudhat al-Rabbaniyyah

19. Al-Ghuroru al-Baiyyah

20. Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq

21. Al-Haway Ilaa Fatawa Lii al-Suyuty

22. Al-Inayah Syarhu al-Hidayah

23. Al-Itkhaf ‘ala al-Ihya’

24. Al-Iqna’ Fii Khaali al-Fadzi Abi Syuja’

25. Al-Iqna’ Lii al-Syarbiny

26. Al-Jauhar al-Nirah

27. Al-Jam’u Baina al-Sakhikhaini al-Bukhari

28. Al-Jami’ al-Shaghir

29. Al-Kawakib al-Lamma’ah

30. Al-Kawakib al-Durriyah

31. Al-Mabahits al-Wafiyyah

32. Al-Mahalli

33. Al-Majmu’ Syarah al-Muhadzab

34. Al-Maudhu'at

35. Al-Mu'jam al-Kabir Li al-Thabrani

36. Al-Minhaj al-Qowim

37. Al-Minhaj Lii an-Nawawi

38. Al-Mizanu al-Kubra

39. Al-Mughny

40. Al-Muhadzab

41. Al-Muwatha’

42. Al-Qaul al-Badi’ Fii al-Shalati ‘ala al-Habibi al-Syafi’

43. Al-Qulyubi

44. Al-Showi ‘ala Syarhi Tafsir al-Jalalain

45. Al-Sunan al-Kubra li an-Nasa’i

46. Al-Syarhu al-Kabir Lii al-Rafi’i

47. Al-Syarqawi

48. Al-Sunan al-Kubra Lii al-Baihaqi

49. Al-Tadzkirah

50. Al-Umm

51. Ahkamul Fuqaha’

52. Akhadits Muhtar Min Al-Shahihain

53. Asna al-Mathalib Fii Syarhi al-Thalib

54. Bughyah al-Mustarsyidin

55. Bulugh al-Maram

56. Bustan al-Arifin

57. Durratu al-Nasihin

58. Fatawi al-‘Allamah al-Syaikh Husain Ibrahim al-Muqarri

59. Fatawi Hasyiyah

60. Fathu al-Bari

61. Fathu al-Qarib

62. Fathu al-Qadir

63. Fath al-Mu’in

64. Fathu al-Wahab

65. Fiqih ‘ala madzahibul Arba’ah

66. Fiqih al-Sunnah

67. GBHN, 1978

68. Ghoyatu al-Maqshad Fii Zawaidi al-Musnad

69. Hamisi Fathu al-Mu’in

70. Hasyiyah al-Bajuri ‘Ala Ibni Qasim

71. Hasyiyah al-Bujairami

72. Hasyiyah al-Bujairami ‘Ala al-Khatib

73. Hasyiyah al-Jamal ‘Ala al-Minhaj

74. Hasyiyah al-Syarwani

75. Hasyiyah al-Shawi’ Ala Tafsir al-Jalalain

76. Hasyiyah al-Shawi ‘Ala Syarhi as-Shaghir

77. Hasyiyah al-Qulyubi

78. Hasyiyah I’anah al-Thalibin

79. Hasyiyah Qulyubi Wa ‘Umairah

80. Hasyiyah Rad al-Muhtar

81. Hilyatul Auliya'

82. Hukmu Syurbi al-Dukhon Wa Imamati Man

83. I’anah al-Thalibin

84. Ibanah al-Ahkam

85. Ihya’ Ulum al-Din

86. Inarah al-Duja

87. Irsyad al-‘Ibad

88. Is’ad al-Rafiq

89. Ithaaf al-Khairah Al-Mahrah

90. Iryad al-Ihwan Fii Bayani Ahkami Syurbi al-Qahwah Wa al-Dukhan

91. Jala’ al-Dzulam ‘Ala ‘Aqidah al-‘Awam

92. Jamal ‘Ala Minhaj

93. Jawahir al-Uqud

94. Jumhurat al-Ajzaa’

95. Kamus al-Munawwir

96. Kamus al-Mishbah

97. Kamus Ilmiah Populer

98. Kasyfu al-Qona’ ‘an Matan al-Iqna’

99. Kasyifah al-Saja

100. Kanzu al-Amal Fii Sunani al-Aqwaal

101. Khazinah al-Asrar

102. Khittah Nahdliyyah

103. Kifayah al-Akhyar

104. Madzahib al-Arba’ah

105. Majmu’ al-Fatawa

106. Majmu’ Fatawi Waa Rasail

107. Makarim al-Akhlak

108. Masail al-Imam Ahmad bin Hambal

109. Matan Safinah al-Najah

110. Mauhibah Dzil Fadlal

111. Mughni al-Mukhtaj

112. Mukhtashar Ibnu Katsir

113. Musnad Abi ‘Uwanah

114. Musnad Ahmad Bin Hanbal

115. Musnad al-Shakhabah Fii al-Kitab al-Tis’ah

116. Minhaj at-Thalibin

117. Nasyatu at-Tashawuf Wa Tashrifu as-Shufi

118. Nihayah al-Muhtaj Ila Syarkhi al-Minhajj

119. Nihayah al-Zain

120. Peringatan Haul Oleh KH. Khanif Muslikh

121. Rahmat al-Ummah Fii Ikhtilaaf al-Ummah

122. Raudhah at-Thalibin

123. Rawaai’ al-Bayan Fii Tafsiri Ayat al-Ahkam

124. Risalah Al-Qusyairiyah

125. Riyad al-Shalikhin

126. Shahih al-Bukhary

127. Shahih Muslim

128. Shahih Muslim Bi Syarh al-Nawawi

129. Subul Al-Salam

130. Sunan Abi Dawud

131. Sunan Al-Daruqutni

132. Sunan Al-Nasai

133. Sunan Al-Tirmidzi

134. Sunan Ibnu Majah

135. Syarhu al-Bahjah al-Wardiyah

136. Syarhu al-Futukhat al-Madaniyah

137. Syarhu al-Futukhat al-Madaniyah Bihamisyi Nasha’ih al-Ibad

138. Syarhu al-Minhaj

139. Syarhu al-Muslim li an-Nawawi

140. Syarhu al-Nail Wasyifaul ‘alil

141. Syarhu Nadzam Jam’ul Jawami’

142. Syarhu al-Nail Wasyifa’u al-‘Alil

143. Tafsir Ayatul Ahkam

144. Tafsir al-Jalalain

145. Tafsir al-Qosimy

146. Tafsir Munir Lin Nawawi

147. Tahdzib Sunan Abi Dawud Wa Iidhokhi

148. Takmillah Hasyiyah Rad al-Muhtar

149. Talkhis

150. Tanwir al-Hawalik

151. Tanwir al-Qulub

152. Tradisi Orang-Orang NU Oleh H. Munawwir Abdul Fattah

153. Tuhfah al-Muhtaj

154. Tukhfah al-Mukhtaj Fii Syarkhi al-Minhaj

155. Tuhfah al-Habib ‘Ala Syarhi al-Khatib

156. Qawa’id al-Ahkam Fi Mashalih al-An’am

157. Qurrat al-Aini

Lanjuuut...